Beranda | Artikel
Doa Meminta Perlindungan Dari Sirnanya Nikmat
Selasa, 20 Juni 2017

DOA MEMINTA PERLINDUNGAN DARI SIRNANYA NIKMAT

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ, وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ, وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ, وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

Ya Allâh! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu. [HR. Muslim]

Mutiara Kandungan Doa

  1. Wajib bersyukur atas nikmat-nikmat Allâh Azza wa Jalla . Nikmat Allâh Azza wa Jalla bisa sirna karena seseorang tidak mensyukurinya, dan tidak memperhatikan kewajiban dan hak yang terkandung dalam nikmat tersebut. Yaitu kewajiban mensyukuri nikmat, membantu orang yang membutuhkan dan mengeluarkan apa yang wajib untuk dikeluarkan. Karena syukur akan menambah nikmat, sedangkan kufur menjadi sebab hilangnya nikmat.
  2. Dalam doa ini terkandung permohonan kepada Allâh Azza wa Jalla agar dilindungi dari segala hal yang menyebabkan lenyapnya segala nikmat-Nya, baik nikmat yang terkait agama, maupun dunia yang bermanfaat untuk urusan akhirat. Dalam doa ini juga terkandung permohonan kepada Allâh Azza wa Jalla agar dijaga supaya tidak terjatuh dalam perbuatan maksiat. Karena maksiat akan melenyapkan nikmat dan jika nikmat telah sirna secara keseluruhan, atau berganti siksa, maka itu merupakan bentuk bala atau bencana.
  3. Dalam doa ini terkandung permohonan agar selalu dianugerahi sehat dan selamat dari berbagai penyakit dan derita. Juga terkandung permohonan agar kenikmatan itu tidak beralih dari kita, seperti orang yang sehat beralih menjadi sakit, atau berkecukupan beralih menjadi fakir. Kita memohon perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla agar keselamatan dan kesehatan tidak berubah menjadi bala.  Nabi berdoa dengan doa ini karena ketika Allâh telah menganugerahkan al-afiyah (keselamatan) kepada seseorang, berarti ia telah berhasil meraih kebaikan dunia dan akhirat. Sebaliknya, bila hal ini telah beralih dari seseorang, berarti ia telah tertimpa keburukan dunia dan akhirat.
  1. Dalam doa ini disebutkan secara khusus, memohon perlindungan dari siksa yang datang mendadak, karena ia lebih parah daripada siksa yang datang secara bertahap. Karena ketika siksa dan bencana datang secara tiba-tiba, maka tidak ada waktu dan kesempatan untuk bertaubat. Dan bila Allâh Azza wa Jalla menimpakan hukuman-Nya kepada seseorang, berarti ia tidak bisa mengelak dari bencana itu dan tidak ada seorangpun yang bisa menolaknya. Adapun bila seorang hamba menyadari kenikmatan yang dia rasakan telah hilang secara bertahap dan berangsur-angsur (berubah menjadi siksa), maka hamba tersebut mempunyai kesempatan untuk segera mengintrospeksi diri dan memperbaiki hubungannya dengan Allâh Azza wa Jalla . Ini adalah bentuk kelembutan Allâh Azza wa Jalla terhadap seorang hamba, agar ia mau bertaubat dan kembali kepada-Nya.
  2. Dan Rasûlullâh n meminta perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla dari semua kemurkaan-Nya, karena bila Allâh telah murka kepada seorang hamba, maka sungguh ia akan binasa dan merugi, meskipun murka ini hanya dalam hal yang kecil sekalipun dan karena sebab yang paling remeh. Dan hal ini sifatnya umum mencakup semua hal yang mengundang kemurkaan Allâh Azza wa Jalla .

[Sumber : Mir`âtul Mafâtîh 8/222; Bahjah an-Nazhîrîn 2/550; Fiqhul Ad`iyah Wal Adzkâr 4/521]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XIX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

DOA BERLINDUNG DARI HILANGNYA NIKMAT ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ     وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

Wahai Allâh, aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya kenikmatan-Mu dan  berubahnya a’fiyah (kesejahtera’an) dari-Mu, dan aku berlindung dari kemurka’an-Mu yang datang dengan tiba-tiba dan seluruh kemarahan-Mu [HR. Muslim]

As-Syaukâni rahimahullah mengatakan, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari hilangnya nikmat Allâh. Karena itu hanya akan taerjadi bila tidak mensyukuri nikmat dan tidak menjalankan apa yang menjadi hak dan tuntutan nikmat tersebut. Seperti bakhil terhadap apa yang menjadi konsekuensi nikmat pada pemiliknya yaitu melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya seperti kewajiban bersyukur, memberikan bantuan dan mengeluarkan apa yang wajib dikeluarkan.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berlindung dari perubahan âfiah (kesejahteraan) yang dikaruniakan Allah Azza wa Jalla kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena apabila Allah Azza wa Jalla telah menganugerahkan afiyah (kesejahteraan) kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berarti beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meraih kebaikan dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika ‘afiyah ini berubah (hilang), maka keburukan  dunia dan akherat mesti tak terelakkan. Jadi, âfiyah adalah kunci kebaikan dunia dan  akherat.

Dalam doa ini  Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berlindung dari murka Allâh Azza wa Jalla yang datang tiba-tiba dan juga berlindung dari segala jenis murka Allah. Karena apabila Allâh Azza wa Jalla murka pada seorang hamba, maka pasti dia akan rugi selamanya dan akan binasa. Oleh karena itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari semua murka.

(Diangkat dari Fiqhul Ad’iyah wal Adzkar, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr, 4/204)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIV/1431H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/6930-doa-meminta-perlindungan-dari-sirnanya-nikmat.html